Minggu, 01 Desember 2013

SIFAT SENYAWA KLOR


LAPORAN PRAKTIKUM
SIFAT KIMIA SENYAWA KLOR
I.     TUJUAN
·         Mengetahui kelarutan dan stabilitas garam klorida
·         Mempelajari pembentukan kompleks logam transisi dengan ion klorida.

II.  DASAR TEORI
Chlorine ( bahasa Yunani : Chloro, "Hijau pucat"), adalah unsur Kimia dengan simbol dan nomor Cl atom 17 dalam tabel periodicals , unsur ini termasuk kelompok halogen atau group 17 (sistem lama: VII or VIIa) . Cl- (Klorida) adalah ion yang terbentuk sewaktu unsur klor mendapatkan satu elektron untuk membentuk suatu anion (ion bermuatan negatif) Cl. Garam dari asam klorida HCl mengandung ion klorida; contohnya adalah garam meja, yang adalah natrium klorida dengan formula kimia NaCl. Dalam air, senyawa ini terpecah menjadi ion Na+ dan Cl.Kata klorida dapat pula merujuk pada senyawa kimia yang satu atau lebih atom klornya memiliki ikatan kovalen dalam molekul. Ini berarti klorida dapat berupa senyawa anorganik maupun organik. Contoh paling sederhana dari suatu klorida anorganik adalah hidrogen klorida (HCl), sedangkan contoh sederhana senyawa organik (suatu organoklorida) adalah klorometana (CH3Cl), atau sering disebut metil klorida. Cl ini dapat diidentifikasi warna dan sifatnya berupa
·      gas kuning kehijauan pada suhu kamar,
·      non-polar,
·      kelarutan dalam air kecil
·      larut dalam pelarut non-polar,
·      dapat mengoksidasi air menjadi gas O2
·      bukan merupakan oksidator kuat
·      merupakan unsur yang tidak stabil karena cenderung mengalami auto-oksidasi atau auto-reduksi, proses ini disebut dengan disporposionasi, dengan reaksi:
 2Cl2(aq)  + 2H2O      HClO(aq) + 2HCl(aq)
Pada reaksi tersebut Cl2 mengalami reaksi reduksi dan reaksi oksidasi. Pemutih klorin (bleaching agent) mengandung larutan hipoklorit (NaOCl). Ion ClO merupakan suatu oksidator, daya oksidasinya sama dengan klorin namun ion ClO berbeda dengan Cl- sebab asam hipoklorit, HclO adalah asam lemah dan ion ClO- adalah basa yang cukup kuat.
Dalam bentuk ion chloride, unsur ini adalah pembentuk garam dan senyawa lain yang tersedia di alam dalam jumlah yang sangat berlimpah dan diperlukan untuk semua pembentukan hampir bentuk kehidupan, termasuk manusia . Dalam bentuk gas, chlorine berwarna Kuning kehijauan, dan sangat beracun . Dalam bentuk cair atau padat, chlorine cation digunakan sebagai oksidan, Pemutih, atau desinfektan..
Klor digunakan secara luas dalam pembuatan banyak produk sehari-hari. Klor digunakan untuk menghasilkan air minum yang aman hampir diseluruh dunia. Bahkan, kemasan air terkecilpun sudah terklorinasi.
Klor juga digunakan secara besar-besaran pada proses pembuatan kertas, zat pewarna, tekstil, produk olahan minyak bumi, obat-obatan, antiseptik, intektisida, makanan, pelarut, cat, plastik, dan banyak produk lainnya.
Ion klorida membentuk endapan  dengan ion-ion Ag+, Pb+, dan Hg+ berperan sebagai igan dalam pembentukan kompleks yang diambil melalui perubahan warna dan melarutnya endapan atau padatan.
Kebanyakan klor diproduksi untuk digunakan dalam pembuatan senyawa klorin untuk sanitasi, pemutihan kertas, desinfektan dan proses tekstil. Lebih jauh lagi, klor digunakan untuk pembuatan klorat, kloroform, karbon tetrakorida dan ekstraksi brom.
Pemutih klorin (bleaching agent) mengandung larutan hipoklorit (NaOCl), ion ClO- merupakan suatu oksidator, daya oksidasinya sama dengan klorin namun ion ClO- berbeda dengan Cl sebab asam hipoklorit, HclO adalah asam lemah dan ion ClO- adalah basa yang cukup kuat, sedangkan Cl- mempunyai sifat netral dan merupakan basa konjugasi dari HCl kuat. Ion klorida membentuk endapan dengan ion-ion Ag+, Pb+, dan Hg+, berperan sebagai ligan dalam pembentuka kompleks yang diamati melalui perubahan warna dan melarutnya endapan atau padatan.

III.             ALAT DAN BAHAN
1.     Alat :
-       Pipet tetes
-       Rak tabung reaksi
-       Gelas ukur
-       Tabung reaksi
2.     Bahan :
-       NaCl 0,1 M
-       AgNO3 0,1 M
-       NH3 6M
-       CuSO4 0,1 M
-       Lakmus merah biru
-       NaOCl 5% ( baycline)
-       NaOH 6 M
-       KI 0,1 M
-       KBr 0,1 M
-       n-heksana atau petroleum eter
-       HCl pekat

IV.CARA KERJA
1.     Kelarutan dan kestabilan garam klorida


2.     Kompleks logam transisi dengan ion Cl - 

3.     Reaksi Lakmus
a.      Reaksi 1

b.     Reaksi  2

4.     Daya Oksidasi


V.   HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
1.     Kelarutan dan kestabilan garam klorida
Reaksi
 Hasil Pengamatan
        i.            NaCl + AgNO3   AgCl + NaNO3
AgCl yang mula-mula putih berubah menjadi agak keunguan
     ii.            Reaksi  i  +  2mL HNO3 6 M
hilang
   iii.            Reaksi ii + HNO3 berlebih
Tidak terjadi perubahan

2.     Kompleks logam transisi dengan ion Cl
Reaksi
Hasil Pengamatan
(i)  CuSO4( biru ) + HCl ( bening) → CuCl2 + H2SO4
Larutan berwarna hijau
Reaksi (i) + H2O
Larutan berwarna biru muda
(ii)             HCl ( pekat) + AgNO3 ( 0.1 N)  AgCl + HNO3
Putih , larutan berwarna kuning kehijauan
+ pengadukan

(iii)  NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
putih , larutan berwarna putih
Reaksi (iii) + H2O
↓ lebih terlihat jelas
 

3.     Reaksi Lakmus
Perlakuan
Hasil pengamatan
Kertas lakmus dicelupkan kedalam larutan NaOCl
mampu mempertahankan lakmus biru tetap biru namun dapat merubah lakmus merah menjadi lakmus biru.

4.     Daya Okidasi
Reaksi
Hasil Pengamatan
i.     KI + NaOCl KOCl + NaI
Kuning lembayung
Reaksi ( i) + HCl
Lembayung
ii.    KBr + NaOCl KOCl + NaBr
Kuning kehijauan
Reaksi ( ii) + HCl
Warna kuning kehijauan
iii. KI + NaOCl + eter
Terdapat 2 fasa, lapisan atas berwarna orange,  lapisan bawah berwarna kuning

Berdasarkan hasil pengamatan diatas percobaan yang silakukan adalah mengetahui sifat senyawa klor. Sampel yang digunakan dalam percobaan ini adalah NaCl, NaOCl, dan HCl.
Percobaan pertama adalah kelarutan dan stabilitas garam klorida, sampel yang digunakan adalah NaCl . larutan NaCl direaksikan dengan AgNO3menghasilkan endapan putih AgCl yang seperti dadih namun lama kelamaan endapan berubah menjadi kuning. Hal ini terjadi disebabkan adanya kontaminasi dari udara luar karena ebagai man akita ketahui Ag itu mudah rusak jika terkena cahaya dan dibiarkan terbuka. Setelah larutan AgCl ditambahkan HNO3 endapan menjadi hilang dan keadaan asam membuat suhu larutan menjadi naik dan terjadi reaksi eksoterm (suhu meningkat). Namun ketika ditambah HNO3 berlebih tidak terjadi perubahan apa-apa, persamaan reaksi yang terjadi pada praktikum ini adalah
NaCl + AgNO3 NaNO+ AgCl
AgCl + HNO3 → AgNO3 + HCl
AgNO3 + HNO3( berlebih )
Percobaan yang kedua adalah pembentukan kompleks logam transisi dengan ion Cl-. Ion Cl- dapat membentuk kompleks jika direaksikan dengan logam transisi . Karena  Ion ion logam memiliki beberapa  molekul-molekul atau ion-ion yang mengelilinginya ( logam polivalen ). Pencampuran CuSO4 yang berwarna biru dengan HCl yang tak berwarna  menghasilkan perubahan warna menjadi warna hijau dari pembentukkan kompleks CuCl2 , dan setelah ditambahkan aquades seharusnya terdapat dua lapisan yang berwarna hijau dan bening. Hal ini disebabkan karena CuSO4 sendiri dapat bereaksi dengan HCl membentuk asam sulfat dan tembaga diklorida sebagai hasil sampingnya. Asam sulfat inilah yang menyebabkan warna berubah menjadi hijau muda. Namun hasil yang terjadi hanya perubahn warna larutan menjadi biru muda. Hal ini disebabkan karena ketidak tepatan dalam memipet sampel sehingga hasil yang didapat tidak sesuai dengan yang seharusnya.Persamaan reaksi yang terjadi :
HCl(aq) + CuSO4(aq) H2SO4(aq) + CuCl2(aq)( hijau )
H2SO4(aq) + CuCl2(aq) + H2O CuSO4(aq) + 2HCl(aq) + H2O(aq)
 Sedangkan ketika AgNO3 dicampurkan dengan  HCl  menghasilkan endapan putih dari AgCl dan larutan berubah menjadi hijau karena terbentuknya HNO3. Persamaan reaksi yang terjadi adalah
AgNO3 + HCl AgCl + HNO3   
Dan ketika NaCl direaksikan dengan AgNO3 menghasilkan endapan putih AgCl dan larutan NaNO3 yang berwarna putih. Ketika ditambahkan 5 ml aquades endapan lebih terlihat jelas, persamaan reaksi yang terjdi adalah 
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
Percobaan yang ketiga adalah tes lakmus. Hal ini menunjukkan bahwa NaOCl adalah larutan yang bersifat basa, karena mampu mempertahankan lakmus biru tetap biru namun dapat merubah lakmus merah menjadi lakmus biru.
Dan percobaan yang terakhir adalah daya oksidasi ion ClO- dengan menggunakan KBr, KI dan C6H12 ( eter ). Ion ClO- ini memiliki daya oksidasi yang besar karena merupakan oksidator kuat yang dapat larut dalam air dingin. Reaksi antara KI dengan NaOCl membentuk larutan berwarna kuning lembayung seharusnya larutan disertai dengan adanya cincin merah muda diatasnya, karena cincin merah muda ini merupakan hasil oksidasi antara KI dan NaOCl kemudian ditambah HCl larutan berubah menjadi lembayung. Persamaaan reaksinya:
KI + NaOCl KOCl + NaI
Reaksiyang kedua antara KBr dengan NaOCl menghasilkan larutan berwarna kuning kehijauan yang seharusnya larutan ini berwarna bening dengan cincin, karena adanya daya oksidasi Br dan Cl hampir sama (tidak mengalami perubahan yang signifikan). Kesalahan ini terjadi karena ketidak tepatan praktikan dalam memipet larutan atau karena larutannya terkocok sehingga cincin tidak terlihat. Dan pada reaksi KBr dengan NaOCl, reaksi membentuk 2 lapisan warna larutan. Larutan berwarna bening dan cincin kuning Penambahan NaOCl Cl menyebabkan BR teroksidasi karena suasana berubah menjadi asam,sehingga daya oksidasi Cl meningkat. Persamaan reaksinya:
KBr + NaOCl KOCl + NaBr
Pada reaksi KI dan NaOCl yang ditambahkan eter reaksi membentuk larutan dengan 2 lapisan, yaitu kuning dibagian bawah dan orange dibagian atas.


VI.        Kesimpulan
-       Natrium Hipoklorit (NaOCl) bersifat basa.  
-  Pembentukan logam kompleks klor ditandai dengan perubahan warna.



Daftar Pustaka
 Vogel bag-1.1985.Buku teks analisis anorganik kualitatif. Jakarta : PT. Kalman media pusaka
http://www.chem-is-try.org/ diakses pada tanggal 22 September 2012 pukul 21.31 WIB
http://ml.scribd.com/doc/52577838/SIFAT-KIMIA-SENYAWA-KLOR.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar