LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK
PRODUKSI
GAS HIDROGEN
Kamis,
12 September 2013
Dosen
Pembimbing Praktikum:
ADI
RIYADHI , MSi
Disusun
oleh:
SHOFIA
FITHRIANI SANUSI (1112096000007)
LUTHFI RIZKI FAUZI (1112096 000020)
YESI
TRISTIYANTI (1112096000016)
MELANI
SABRINA (1112096000010)
KIMIA
3 -A
PROGRAM
STUDI KIMIA
FAKULTAS
SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Revolusi
teknologi dan krisis bahan bakar yang
terjadi saat ini telah mengantarkan kita berfikir kreatif untuk menciptakan energi
alternatif terbarukan yang dapat
diperbaharui dan ramah lingkungan. Salah satu sumber energy alternatif yang
ramah lingkungan adalah gas hidrogen. Salah
satu energi alternatif yang ramah lingkungan adalah gas hidrogen. Hafez et al.,
(2009) menyatakan bahwa pembakaran gas hidrogen dapat menghasilkan energi yang
lebih tinggi yaitu sekitar 142 kj/g atau 3 kali lebih baik jika dibandingkan hidrokarbon
atau minyak bumi.Gas hidrogen memiliki berbagai keuntungan dibanding bahan
bakar yang lain,yaitu hidrogen adalah bahan bakar bersih ( rendah polusi) yang memiliki kandungan
energi tinggi dan tidak berkontribusi dalam polusi atau emisi gas rumah kaca ke
atmosfer pada saat pembakaran.
(Kirtay, 2011). Selain itu, tidak menimbulkan penipisan lapisan ozon atau hujan
asam karena pembakarannya hanya menyisakan uap air dan energi panas di udara .
Hidrogen ini juga telah digunakan
bertahun-tahun sebelum akhirnya dinyatakan sebagai unsur yang unik oleh
Cavedish pada tahun 1776. Hidrogen diperkirakan membentuk komposisi lebih dari
90% atom-atom di alam semesta (sama dengan tiga perempat masa alam semesta).
Unsur ini ditemukan di bintang-bintang dan memainkan peranan yang penting dalam
memberikan sumber energi jagad raya melalui reaksi-reaksi proton-proton dan
siklus karbon-nitrogen. Proses fusi atom-atom hydrogen menjadi helium di
matahari menghasilkan jumlah energi yang sangat besar. Hydrogen dalam bentuk
cair sangat penting untuk bidang penelitian suhu rendah (cryogenics) dan studi
uperkonduktivitas karena titik cairnya hanya 20 derajat di atas 0 Kelvin
(Porwoko, 2001: 321).
Selain itu, gas hidrogen (H2) mempunyai
gravimetrik densitas energi yang paling tertinggi diantara beberapa bahan bakar
dan cocok terhadap elektrokimia dan proses pembakaran untuk konversi energi
tanpa menghasilkan emisi karbon yang telah memberikan konstribusi pada polusi
lingkungan dan perubahan iklim. Sekarang ini, sebagian besar H2 diproduksi
dengan cara elektrolisa air atau perubahan dari metan. Teknologi produksi H2 secara
bio (Bio-H2) memberikan pendekatan yang lebar terhadap produksi H2 termasuk biofotolisis
langsung, biofotolisis tidak langsung, foto fermentasi dan fermentasi gelap.
Fermentasi tanpa menggunakan cahaya ini merupakan salah satu energi bersih masa
depan untuk menuju sasaran tanpa limbah dikarenakan dapat dipakainya limbah
pertanian dan limbah industry sebagai substrat mikroorganisma (Mahyudin dan
Koesnandar, 2006).
2. Tujuan
· Membuat gas hidrogen dengan mereaksikan alumunium dengan basa
· Mengetahui sifat-sifat dari gas hydrogen
· Mengetahui kegunaan gas hidrogen dalam kehidupan
TINJAUAN
PUSTAKA
1.
Informasi
Umum tentang Hidrogen
Hidrogen (bahasa Latin: hydrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes: membentuk) adalah unsur kimia pada tabel periodik yang memiliki simbol H dan nomor atom 1. Pada suhu dan tekanan standar,
hidrogen tidak berwarna, tidak berbau, bersifat non logam, bervalensi tunggal, dan
merupakan gas diatomik yang sangat mudah terbakar. Dengan massa atom 1,00794 amu, hidrogen adalah unsur teringan yang
tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Hidrogen atau H2 mempunyai
kandungan energi per satuan berat tertinggi, dibandingkan dengan bahan bakar
manapun. Hidrogen ini merupakan unsur yang sangat aktif secara kimia, sehingga
jarang sekali ditemukan dalam bentuk bebas. Di alam, hidrogen terdapat dalam
bentuk senyawa dengan unsur lain, seperti dengan oksigen dalam air atau dengan
karbon dalam metana. Sehingga untuk dapat memanfaatkanya, hidrogen harus
dipisahkan terlebih dahulu dari senyawanya agar dapat digunakan sebagai bahan
bakar.
Hidrogen
juga adalah unsur paling melimpah
dengan persentase kira-kira 75% dari total massa unsur alam semesta. Kebanyakan
bintang dibentuk oleh hidrogen dalam keadaan plasma.
Senyawa hidrogen relatif langka dan jarang dijumpai secara alami di bumi,
dan biasanya dihasilkan secara industri dari berbagai senyawa hidrokarbon seperti metana.
Hidrogen juga dapat dihasilkan dari air melalui proses elektrolisis, namun proses ini secara komersial lebih mahal
daripada produksi hidrogen dari gas alam.
Dalam
keadaan normal di bumi, unsur hidrogen berada dalam keadaan gas diatomik.
Namun, gas hidrogen sangatlah langka di atmosfer bumi (1 ppm
berdasarkan volume) oleh karena beratnya yang ringan yang menyebabkan gas
hidrogen lepas dari gravitasi bumi. Walaupun demikian, hidrogen masih merupakan
unsur paling melimpah di permukaan bumi ini. Kebanyakan hidrogen bumi berada
dalam keadaan bersenyawa dengan unsur lain seperti hidrokarbon dan air. Gas hidrogen dihasilkan oleh beberapa
jenis bakteri dan ganggang dan merupakan komponen alami dari
kentut. Penggunaan metana
sebagai sumber hidrogen akhir-akhir ini juga menjadi semakin penting.
Informasi umum
|
|
hidrogen, H, 1
|
|
1s1
|
|
1
|
|
2.
Sumber
dan Pembuatan Hidrogen
Hidrogen
diperkirakan membentuk komposisi lebih dari 90% atom-atom di alam semesta (sama
dengan tiga perempat massa alam semesta). Unsur ini ditemukan di
bintang-bintang dan memainkan peranan yang penting dalam memberikan sumber
energi jagat raya melalui reaksi proton-proton dan siklus karbon-nitrogen.
Proses fusi atom-atom hidrogen menjadi helium di matahari menghasilkan jumlah
energi yang sangat besar.
Hidrogen
dapat dipersiapkan dengan berbagai cara:
- ·Uap dari elemen karbon yang dipanaskan
- ·Dekomposisi beberapa jenis hidrokarbon dengan energi kalor
- ·Reaksi-reaksi natrium atau kalium hidroksida pada aluminium
- ·Elektrolisis air
- ·Pergeseran asam-asam oleh metal-metal tertentu
Tiap-tiap
metode memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing. Tetapi secara umum
parameter yang dapat dipertimbangkan dalam memilih metode pembuatan H2
adalah biaya, emisi yang dihasilkan, kelayakan secara ekonomi, skala produksi
dan bahan baku. Berikut metode-metode yang digunakan dalam pembuatan hydrogen :
a. Steam Reforming
Dalam proses ini, gas alam seperti metana, propana atau etana
direaksikan dengan steam (uap air) pada suhu tinggi (700 – 1000oC)
dengan bantuan katalis, untuk menghasilkan hidrogen, karbon dioksida (CO2) dan karbon monoksida (CO). Sebuah reaksi samping juga terjadi
antara karbon monoksida dengan steam, yang menghasilkan hidrogen dan karbon
dioksida. Persamaan reaksi yang terjadi pada proses ini adalah:
CH4 + H2O
CO + 3H2
CO + H2O
CO2 +
H2
Gas hidrogen yang dihasilkan kemudian dimurnikan, dengan memisahkan
karbon dioksida dengan cara penyerapan. Steam reforming banyak digunakan untuk
memproduksi gas hidrogen secara komersil di berbagai sektor industri,
diantaranya industri pupuk dan hidrogen peroksida (H2O2). Akan tetapi
metode produksi seperti ini sangat tergantung dari ketersediaan gas alam yang
terbatas, serta menghasilkan gas CO2, sebagai gas efek rumah kaca.
b.
Reaksi
alumunium dengan Basa
alumunium
beralkalin untuk dijadikan fuel cell alumunium alkalinudara. Fuel
cell alumunium alkalin-udara adalah serangkaian anoda alumunium dalam larutan
beralkalin dan gas oksigen berada dikatoda yang akan menghasilkan energi
listrik. Fuel cell berbasis alumunium alkalin-udara sangat ramah lingkungan
karena produk sampingnya adalah air dan bahan kimia (aluminum oksida (Al2O3)
dan aluminum hidroksida Al(OH)3 yang dibutuhkan industry pemurnian air dan
industri kertas serta alat-alat elektronik
(Kulakov & Ross 2007). Penelitian ini mencoba untuk memanfaatkan limbah alumunium
foil (pembungkus makanan) dan limbah kaleng minuman sebagai sumber dari
alumunium untuk produksi hidrogen. Penelusuran pustaka dan referensi belum
ditemukan laporan mengenai pemanfaatan limbah alumunium foil dan limbah
alumunium dari kaleng minuman untuk produksi gas hidrogen. Untuk itulah dilakukan
penelitian produksi gas hydrogen dari limbah alumunium foil dengan menggunakan
katalis NaOH. Produksi gas hidrogen melalaui jalur ini selain memanfaatkan
limbah di lingkungan sekitar juga merupakan energi yang mudah dikonversikan
menjadi listrik dan bahan bakar, aman untuk lingkungan, karena tidak menyisakan
limbah beracun, dan bersih, hanya air dan bahan kimia seperti aluminum hidroksida
Al(OH)3 yang dapat digunakan kembali.
c. Gasifikasi Biomasa
Metode yang kedua adalah gasifikasi biomasa atau bahan alam seperti
jerami, limbah padat rumah tangga atau kotoran. Di dalam prosesnya, bahan-bahan
tadi dipanaskan pada suhu tinggi dalam sebuah reaktor. Proses pemanasan ini
mengakibatkan ikatan molekul dalam senyawa yang ada menjadi terpecah dan
menghasilkan campuran gas yang terdiri dari hidrogen, karbon monoksida dan
metana.
Selanjutnya dengan cara yang sama seperti pada steam reforming, metana
yang dihasilkan diubah menjadi gas hidrogen. Gasifikasi biomasa atau bahan
organik memiliki beberapa keunggulan, antara lain menghasilkan lebih sedikit
karbon dioksida, sumber bahan baku yang berlimpah dan terbarukan, bisa
diproduksi di hampir seluruh tempat di dunia serta biaya produksi yang lebih
murah.
d. Gasifikasi Batu Bara
Gasifikasi batu bara merupakan metode pembuatan gas hidrogen tertua.
Biaya produksinya hampir dua kali lipat dibandingkan dengan metode steam
reforming gas alam. Selain itu, cara ini pula menghasilkan emisi gas buang yang
lebih signifikan. Karena selain CO2 juga dihasilkan senyawa sulfur
dan karbon monoksida.
Melalui cara ini, batu bara pertama-tama dipanaskan pada suhu tinggi
dalam sebuah reaktor untuk mengubahnya menjadi fasa gas. Selanjutnya, batu bara
direaksikan dengan steam dan oksigen, yang kemudian menghasilkan gas hidrogen,
karbon monoksida dan karbon dioksida.
e. Elektrolisa Air (H2O)
Elektrolisa air memanfaatkan arus listrik untuk menguraikan air menjadi
unsur-unsur pembentuknya, yaitu H2 dan O2.
Gas hidrogen muncul di kutub negatif atau katoda dan oksigen berkumpul di kutub
positif atau anoda. Hidrogen yang dihasilkan dari proses elektrolisa air
berpotensi menghasilkan zero emission, apabila listrik yang digunakan
dihasilkan dari generator listrik bebas polusi seperti energi angin atau panas
matahari. Namun demikian dari sisi konsumsi energi, cara ini memerlukan energi
listrik yang cukup besar.
Selain keempat metode di atas, masih ada metode lain untuk memproduksi
gas hidrogen, yaitu antara lain photoelektrolisis, dekomposisi air pada
suhu tinggi (themal decomposition of water), photobiological
production, plasmatron, fermentasi bahan organik dan lain-lain.
3.
Sifat-sifat
Unsur Hidrogen
a. Sifat Fisika Dan Kimia Hidrogen
a)
Sifat
Fisika
§ Titik
lebur
: -259,140C
§ Titik
didih
: -252,87 0C
§
Warna
: tidak berwarna
§
Bau
: tidak berbau
§
Densitas
: 0,08988 g/cm3 pada 293 K
§ Kapasitas panas : 14,304 J/gK
b)
Sifat
Kimia
§ Panas Fusi
: 0,117 kJ/mol H2
§ Energi ionisasi
1 : 1312 kJmol
§ Afinitas electron : 72,7711 kJ/mol
§ Panas atomisasi : 218 kJ/mol
§ Panas penguapan : 0,904 kJ/mol H2
§ Jumlah
kulit
: 1
§ Biloks minimum :
-1
§ Elektronegatifitas : 2,18 (skala Pauli)
§ Konfig electron : 1s1
§ Biloks maksimum : 1
§ Volume polarisasi
: 0,7 Ã…3
§ Struktur
:
hcp (hexagonal close packed) (padatan H2)
§ Jari-jari
atom
:
25 pm
§ Konduktifitas termal : 0,1805
W/mK
§ Berat
atom : 1,0079
§ Potensial
ionisasi : 13,5984 eV
Kelarutan dan karakteristik hidrogen dengan berbagai macam logam merupakan subyek yang sangat penting dalam
bidang metalurgi (karena perapuhan hidrogen dapat terjadi pada kebanyakan logam) dan dalam riset
pengembangan cara yang aman untuk meyimpan hidrogen sebagai bahan bakar.
Hidrogen sangatlah larut dalam berbagai senyawa yang terdiri dari logam tanah nadir dan logam transisi dan dapat
dilarutkan dalam logam kristal maupun logam amorf. Kelarutan
hidrogen dalam logam disebabkan oleh distorsi setempat ataupun ketidakmurnian
dalam kekisi hablur logam.
Gas hidrogen sangat mudah terbakar dan akan terbakar pada konsentrasi
serendah 4% H2 di udara bebas. Entalpi pembakaran hidrogen adalah -286 kJ/mol. Hidrogen
terbakar menurut persamaan kimia:
2 H2(g) + O2(g) → 2 H2O(l) + 572
kJ (286 kJ/mol)
Ketika dicampur dengan oksigen dalam berbagai perbandingan, hidrogen
meledak seketika disulut dengan api dan akan meledak sendiri pada temperatur
560 °C. Lidah api hasil pembakaran hidrogen-oksigen murni memancarkan gelombang
ultraviolet dan hampir tidak terlihat dengan mata telanjang. Oleh karena itu,
sangatlah sulit mendeteksi terjadinya kebocoran hidrogen secara visual.
Karakteristik lainnya dari api hidrogen adalah nyala api cenderung menghilang
dengan cepat di udara, sehingga kerusakan akibat ledakan hidrogen lebih ringan
dari ledakan hidrokarbon. H2 bereaksi secara langsung dengan
unsur-unsur oksidator lainnya. Ia bereaksi dengan spontan dan hebat pada suhu
kamar dengan klorin dan fluorin, menghasilkan hidrogen halida
berupa hidrogen klorida dan hidrogen
fluorida.
4.
Kegunaan
Hidrogen
a.
Bidang kimia organik.
Hidrogen
sering dipakai untuk reaksi hidrogenasi senyawa alkena atau alkuna untuk
sintesis senyawa organik. Senyawa hidrida misalnya MgH2, NaH, LiH,
dan lain-lain sering dipakai untuk reagen pereduksi senyawa organik dan hal ini
sering dipakai dalam proses sistesis senyawa organik misalnya untuk reduksi
senyawa aldehid atau keton.
b.
Bidang industri.
Hidrogen
banyak digunakan dalam industri kimia maupun industri petrokimia. Penggunaan
terbesar hidrogen adalah untuk proses peng-upgrading-an bahan bakar
fosil dan untuk pembuatan gas NH3 sebagai bahan dasar untuk industri
pupuk. Dalam industri makanan hidrogen banyak dipakai untuk meningkatkan kejenuhan
minyak menjadi lemak seperti banyak dipergunakan dalam industri margarine.
Untuk industri petrokimia maka hidrogen banyak dipakai untuk proses
hidrodealkilasi, hidrodesulfurasi, dan hidrocracking. Hidrogen juga dipakai
sebagai bahan dasar untuk industri penghasil methanol dan industri penghasil
HCl. Industri pertambangan hidrogen dipakai untuk agen pereduksi biji logam.
c.
Bidang fisika dan teknik.
Hidrogen
dipakai sebagai shielding gas untuk pengelasan. Hidrogen juga dipakai sebagai
zat pendingin rotor dalam generator listrik di stasiun penghasil listrik.
Disebabkan hidrogen memiliki konduktifitas termal yang tingga maka hidrogen
cair dipakai dalam studi-studi kriyogenik meliputi penelitian superkonduktor.
Karena hidrogen sangat ringan maka banyak dipakai sebagai gas pengangkat dalam
balon dan pesawat udara kecil untuk tujuan penelitian.
Hidrogen
di campur dengan nitrogen dipakai sebagai gas pelacak kebocoran yang dapat
diaplikasikan dalam bidang otomotif, kimia, stasiun pembangkit listrik,
aerospace, dan telekomonikasi.Isotop hidrogen seperti deuterium dipakai dalam
aplikasi reaksi nuklir sebagai medium yang dapat memperlambat laju netron yang
dihasilkan dari reaksi fisi dan fusi. Deuterium juga dipakai untuk penanda
reagen yang akan direaksikan untuk proses sintesis. Tritium dihasilkan dari
reactor nuklir dipakai untuk produksi bom hidrogen dan sebagai label dalam cat
luminasi
METODOLOGI PERCOBAAN
1.
Alat dan Bahan
a.
Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan pembuaran hydrogen ini adalah botol
minuman air kemasan, selang , botol kecap, labu ukur, gelas ukur, gelas arloji,
batang pengaduk, neraca analitik dan gelas piala
b.
Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah alumunium
foil, aquadest, NaOH dan aquades
2.
Cara Kerja
a.
Pembuatan Reaktor Penghasil
Gas Hidrogen
·
Selang dipotong sepanjang 40 cm
·
Bagian bawah dan atas botol kemasan dilobangi menggunakan solder
·
Selang simasukkan kedalam lobang atas botol kemasan dan bagian
atas botol kecap( sebagai reaktor ) setelah itu botol kemasan dimasukkan
kedalam gelas piala yang telah berisi
air.
·
Reaktor siap untuk digunakan seperti pada gambar .
b.
Pembuatan larutan NaOH 3M ,
250 mL
·
Serbuk NaOH ditimbang dengan teliti sesuai dengan hasil
perhitungan.
·
Serbuk NaOH tersebut dimasukkan dan di larutkan dengan aquadest kedalam
gelas piala sambil diaduk.
·
Kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 250 mL dan tambahkan
aquadest sedikit demi sedikit sampai tanda batas.
c.
Pembuatan gas hidrogen
·
25 mL NaoH 3M dan 0,2014 gram alumunium foil dimasukkan kedalam reaktor
·
Reaktor dikocok untuk mempercepat laju reaksinya
·
Diamati yang terjadi
·
Dilakukan langkah yang sama untuk masssa alumunium foil 0,3020
gram dan 0,4043 gram
HASIL PENGAMATAN DAN
PEMBAHASAN
Percobaan ke-
|
Massa Alumunium foil
( gram )
|
V1
( mL)
|
V2
( mL )
|
∆ V
( mL )
|
Ket reaktor
|
Ket
di beaker
|
1
|
0,2014
|
700
|
890
|
190
|
Ada gelembung
+
|
Ada tekanan +
|
2
|
0,3020
|
600
|
860
|
260
|
Ada gelembung ++
|
Ada tekanan ++
|
3
|
0,4043
|
600
|
940
|
340
|
Ada gelembung
+++
|
Ada tekanan +++
|
Berdasarkan tabel
diatas dapat diketahui bahwa Percobaan yang dilakukan bertujuan
untuk mengetahui dan mempelajari cara pembuatan serta sifat-sifat hydrogen,
dimana hydrogen merupakan suatu molekul gas diatomic paling ringan di dunia,
yang pada suhu dan tekanan standar tidak berwarna, tidak berbau dan tidak dapat
dirasakan yang mana pada percobaan kali ini dibuat dari basa kuat NaOH.
Percobaan pertama logam
yang digunakan disini adalah 0,2014 kertas Al foil yang berwarna perak. Alumunium foil ini
ditambahkan pada 25 mL NaOH 3M yang terdapat dalam reaktor nya menimbulkan
gelembung-gelembung pada reaktor dan menyebabkan air yang terdapat dalam gelas
piala naik 190 mL dari volume 700 mL menjadi 890 mL. Sedangkan pada percobaan kedua menggunakan 25
mL NaOH 3M dengan volume awal di gelas piala 600 mL setelah ditambah 0,3020
gram alumunium foil volumenya bertambah menjadi 860 mL sehingga didapat
selisihnya adalah 260 mL.Pertambahan volume pada gelas beaker dan adanya
gelembung pada reaktor tersebut menandakan adanya gas hidrogen yang terbetuk.Serta
percobaan yang ketiga adalah dengan menambahkan 0,4043 mL pada 25 mL larutan
NaOH menyebabkan gelembung pada reaktornya lebih banyak dari percobaan 1 dan 2
serta menyebabkan pertambahan volume sebesar 340 mL dari volume awal 600 mL
menjadi 940 mL selain itu tekanan yang dihasilkan semakin besar. Maka dari
data- data diatas dapat diketahui bahwa Semakin banyak alumunium foil yang digunakan semakin besar volume
dan tekanan gas hidrogen yang dihasilkan.
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Semakin banyak alumunium
foil yang digunakan semakin besar volume gas hidrogen yang dihasilkan
2.
Saran
Berdasarkan uraian di
atas semoga memberikan manfaat bagi pembaca khususnya bagi penyusun secara
pribadi.
Penyusun menyadari bahwa
dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
untuk perbaikan penyusunan laporan
di masa
yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar