I. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Dewasa ini, kebutuhan manusia tidak hanya terbatas pada sandang, pangan, dan papan. Tapi, juga kebutuhan sekunder dan tersier lainnya, seperti untuk melakukan mobilitas, kenyamanan, dan lainnya. Untuk memenuhi semua kenyamanan manusia tersebut, manusia berusaha mencari suatu bahan dasar yang berguna dalam membantu pekerjaan manusia lainnya. Salah satunya ialah Alumunium.
Penggunaan Alumunium banyak diterapkan di hampir seluruh kebutuhan Manusia. Bebrapa diantaranya, yaitu sebagai pembungkus makanan dan minuman; pelapis pada lampu kendaraan; alat – alat keperluan masak; bahan pembuat pesawat; sebagai alat pemancar TV/radio; dan sebagainya. Banyaknya penggunaan alumunium dalam kehidupan sehari – hari tidak terlepas dari sifatnya yang jika telah mengalami proses tertentu, maka sifatnya akan mengikuti perubahan tersebut sesuai keperluan yang diharapkan. beberapa diantaranya, yaitu bersifat mudah dibentuk; tidak berbahaya; bersifat ringan; merupakan media penghantar panas yang baik (konduktor); tidak mudah berkarat; dan sebagainya.
Penggunaan yang banyak terhadap Alumunium terutama pada penggunaannya sebagai pembungkus makanan dan minuman akan menyebabkan permasalahan, yaitu masalah lingkungan. Masalah lingkungan tersebut ialah salah satunya adalah sampah, sehingga menimbulkan permasalahan lainnya, seperti pencemaran tanah, air; penyempitan ruang terbuka,ketidakindahan suatu wilayah; dan lain sebagainya.
Meskipun memiliki banyak kegunaan dari dan menghasilkan sisa, ternyata alumunium dapat didaur ulang dan digunakan lagi (recycle). Salah satu pemanfaatan limbah Alumunium, yaitu recycle mendorong Praktikan untuk mencoba menggunakannya sebagai bahan dasar dalam pembuatan Tawas. Sehingga Tawas yang dihasilkan dapat digunakan untuk menjernihkan Air dan keperluan Manusia lainnya. Serta dapat mengurangi Limbah, terutama yang berbahan dasar Alumunium.
• Praktikan dapat melakukan kegiatan Praktikum yang ramah lingkungan dengan meminimalisir jumlah buangan limbah
• Praktikan dapat memanfaatkan sisa reaksi kimia aluminium foil dengan larutan pekat atau dari kegiatan membuat gas Hidrogen
• Praktikan dapat membuat Tawas dengan Bahan dasar berupa Limbah alumunium
II. TINJAUAN PUSTAKA
Limbah merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas manusia karena setiap aktifitas manusia cenderung menghasilkan limbah atau buangan. Jumlah atau volume sampah sebanding dengan tingkat konsumsi manusai terhadap barang atau material yang digunakan sehari – hari. Salah satu limbah yang banyak ditemukan ialah kaleng. Proses daur ulang akan menghemat energy dan eksploitasi sumber daya alam sekaligus mengurangi timbunan sampah di bantar gebang. (pahlono,2007)
Aluminium bukan merupakan jenis logam berat, namun merupakan elemen yang berjumlah sekitar 8% dari permukaan bumi dan paling berlimpah ketiga. Aluminium murni, logam putih keperak-perakan memiliki karakteristik yang diinginkan pada logam. Ia ringan, tidak magnetik dan tidak mudah terpercik, merupakan logam kedua termudah dalam soal pembentukan, dan keenam dalam soal ductility.
Tawas (Alum) adalahkelompok garam rangkap berhidrat berupa kristal dan bersifat isomorf. Kristal tawas ini cukup mudah larut dalam air, dan kelarutannya berbeda-beda tergantung pada jenis logam dan suhu.
Alum merupakan salah satu senyawa kimia yang dibuat dari molekul air dan dua jenis garam, salah satunya biasanya Al2(SO4)3. Alum kalium, juga sering dikenal dengan alum, mempunyai rumus formula yaitu K2SO4.Al2(SO4)3.24H2O. Alum kalium merupakan jenis alum yang paling penting. Alum kalium merupakan senyawa yang tidak berwarna dan mempunyai bentuk kristal oktahedral atau kubus ketika kalium sulfat dan aluminium sulfat keduanya dilarutkan dan didinginkan. Larutan alum kalium tersebut bersifat asam. Alum kalium sangat larut dalam air panas. Ketika kristalin alum kalium dipanaskan terjadi pemisahan secara kimia, dan sebagian garam yang terdehidrasi terlarut dalam air.
Tawas ini dikenal dengan nama KAl(SO4)2.12 H2O yang dikenal banyak sebagai koagulan didalam pengolahan air maupun limbah. Sebagai koagulan alum sulfat sangat efektif untuk mengendapkan partikel yang melayang baik dalam bentuk koloid maupun suspensi. Alum merupakan salah satu senyawa kimia yang dibuat dari molekul air dan dua jenis garam, salah satunya biasanya Al2(SO4)3. Alum kalium merupakan senyawa yang tidak berwarna dan mempunyai bentuk kristal oktahedral atau kubus ketika kalium sulfat dan aluminium sulfat keduanya dilarutkan dan didinginkan. Larutan alum kalium tersebut bersifat asam. Alum kalium memiliki titik leleh 900oC. Kalium aluminium sulfat dodekahidrat (tawas kalium) dengan rumus KAl(SO4)2.12H2O digunakan dalam pemurnian air, pengolahan limbah, dan bahan pemadam api.Tawas kalium dibuat dari logam aluminium dan kalium hidroksida. Logam aluminium bereaksi secara cepat dengan KOH panas menghasilkan larutan garam kalium aluminat.
Tawas kalium aluminium sulfat dihasilkan dengan mereaksikan logam aluminium (Al) dalam larutan basa kuat (kalium hidroksida) akan larut membentuk aluminat.
Larutan aluminat dinetralkan dengan asam sulfat mula-mula terbentuk endapan berwarna putih dari aluminium hidroksida Al(OH)3.
2KAlO2 (aq) +2H2O (l) + H2SO4(aq) ———–> K2SO4(aq) + Al(OH)3 (s)
Dengan penambahan asam sulfat endapan putih semakin banyak dan jika asam sulfat berlebihan endapan akan larut membentuk kation K+, Al3+, dan SO42-, jika didiamkan akan terbentuk kristal dari tawas kalium aluminium sulfat. Secara singkat reaksi yang terjadi dapat dituliskan sebagai berikut
H2SO4(aq) + K2SO4(aq) + 2Al(OH)3 (s) ——-> 2Kal(SO4)2 (aq) + 6H2O
24 H2O + 2Kal(SO4)2 (aq) ———–> 2Kal(SO4)2.12H2O(s)
Alum kalium sangat larut dalam air panas, sehingga ketika setelah penambahan H2SO4 yang membentuk endapan dan kemudian dipanaskan, pemanasan sebaiknya dilakukan pada suhu 60-80oC untuk menguapkan airnya dan suhu pemanasan tidak boleh lebih dari 80oC karena tawas akan larut dalam air mendidih. Ketika kristalin alum kalium dipanaskanterjadi pemisahan secara kimia, dan sebagian garam yang terdehidrasi terlarut dalam air. Pada proses penguapan selama 10 menit dan didinginkan akan terbentuk Kristal dari KAl(SO4)2.12 H2O.
Reaksi keseluruhan
2Al (s) + 2KOH (aq)+ 10H2O (l) +H2SO4(aq) —————–> 2KAl(SO4)2.12H2O(s) + 3H2(g)
III. METODE PENELITIAN
a. Alat dan bahan
• Larutan asam Sulfat Pekat 25%
• Aquades
• Kertas saring
• Pemanas
• Pengaduk
• Magnet stirrer
• Gelas kimia 500ml
• Corong buncher
• Erlenmeyer
• Buret
• Statif dan klem
• Timbangan
b. Cara kerja
1. Bahan limbah cair hasil reaksi aluminium disiapkan (sisa dari percobaan pertama tentang pembuatan gas H2)
2. Limbah tersebut disaring dan filtratnya ditampung didalam Erlenmyer
3. Jika filtrate terlalu sedikit, maka ditambahkan Aquades sampai setengah Volume awal
4. Ditambahkan asam Sulfat 50% dari buret kedalam filtrat sembari diaduk
5. pH-nya diukur sampai sekitar 1 – 2, sehingga penambahan asam sulfat dihentikan
6. campuran tersebut dipanaskan pada suhu 60 ° - 80° C selama 10 menit
7. campuran didiamkan dan didinginkan di udara terbuka sampai menjadi Kristal
8. Kristal yang sudah jadi disaring
9. Kristal dicuci dengan 20ml alchohol dan air 50/50, kemudian dikeringkan
10. Kristal yang sudah jadi ditimbang
11. Ditentukan titik lelehnya dan yield tawas yang dihasilkan kemudian dihitung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar